Teknik Aplikasi Pestisida | Perhitungan Dosis Pestisida

IND | ENG

natinedJs ⓚ 2018 Perhitungan dasar dalam aplikasi pestisida sangatlah penting. Kenapa?. Karena bila tidak diperhitungkan dengan baik akan banyak pestisida yang terbuang. Tidak efektif dan efisien, dengan cost pembelian satu botol pestisida dalam kemasan yang mahal tentunya hal tersebut dapat membuat beban biaya produksi naik. Beban biaya produksi naik, hasil usaha pertanian menurun. Seimbang, tidak? Ada baikya mengetahui beberapa perhitungan dasar dari aplikasi pestisida.


Perhitungan dasar aplikasi pestisida diantaranya. Bagaimana cara menentukan dosis, konsentrasi dan volume semprot yang tepat?. Beberapa peralatan aplikasi yang sering digunakan dalam aplikasi pestisida?. Pestisida mempunyai perhitungan lebih dalam mengenai kalibrasi pestisida.

5 Teknik Aplikasi Pestisida yang umum dilakukan dalam pertanian diantaranya;
  1. Penyemprotan menggunakan alat semprot disebut sprayer
  2. Injeksi secara teknis dilakukan dengan memasukkan pestisida ke dalam benda dimana terjadi serangan contohnya serangan rayap pada kayu
  3. Fumigasi merupakan metode pengasapan yang digunakan untuk mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT)
  4. Dusting adalah salah satu cara aplikasi suatu Pestisida yang diformulasi sebagai tepung hembus
  5. Tabur pada prinsipnya 
Kalibrasi pestisida diantaranya:
  1. Laju aliran semprot (F), 
  2. Lebar bidang semprot (R), 
  3. Kecepatan berjalan (D) dan 
  4. Volume cairan semprot (A).
Penggolongan pestisida menurut cara masuknya ke tubuh hama dapat terbagi menjadi:
  • Racun perut : pestisida memasuki tubuh hama melalui saluran pencernaan (perut). 
  • Racun kontak : pestisida memasuki tubuh serangga bila serangga menyentuh atau kontak langsung dengan insektisida atau  tepatnya serangga berjalan diatas permukaan yang telah disemprot pestisida.
  • Racun sistemik : senyawa/bahan aktif terserap oleh tanaman lalu ditransformasikan keseluruh jaringan tanaman. 
  • Fumigan merupakan insektisida yang mudah menguap menjadi gas dan masuk ke dalam tubuh serangga melalui sistem pernafasan atau sistem trakea yang kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. |Fumigasi|
Berdasarkan asal bahn aktif pestisida digolongkan menjadi:
Sintetik
Anorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat, dan garam merkuri
Organik:
  • Organo klorin : DDT, BHT, Endrin, dieldrin
  • Heterosiklik : Kepone, mirec
  • Organo fosfat : klorfirifos, prefonofos
  • Karbamat : carbofuran, BPMC
  • Dinitrofenol :  dinex, dll
Hasil alam (biopestisida) : nikotinoida, piretroida, rotenoida

Bahan aktif murni hanya dibuat khusus untuk keperluan penelitian atau pengawasan mutu formulasi pestisida. Terdapat 12 formulasi pestisida Emulsifiable Concentrate (EC), Wettable Powders (WP), Flowable Powder (FP), Soluble Powder (SP), Solution Dust (D), Granules (G), Aerosol Poisonous (AP), Baits (B) banyak digunakan untuk vertebrata hama contohnya tikus, dll (Baca juga Atrindo Asia Global), Slow Release (SR), Formulations (SR).

Baca juga :  Jenis Formulasi Pestisida.

Toksisitas dibedakan menjadi 
  1. Toksisitas akut,
  2. Toksisitas kronik, dan 
  3. Toksisitas subkronik. 
Toksisitas akut merupakan pengaruh merugikan yang timbul segera setelah pemaparan dengan dosis tunggal suatu bahan kimia atau pemberian dosis ganda dalam waktukurang lebih 24 jam. Toksisitas akut dinyatakan dalam angka LD50, yaitu dosis yang bisa mematikan (lethal dose) 50% dari binatang uji (umumnya tikus, kecuali dinyatakan lain) yang dihitung dalam mg/kg berat badan. 
LD50 merupakan indikator daya racun yang utama,di samping indikator lain. Dibedakan antara LD50 oral (lewat mulut) dan LD50 dermal (lewat kulit). LD50 oral adalah potensi kematian yang terjadi pada hewan uji jika senyawa kimia tersebut termakan. LD50 dermal adalah potensi kematian jika hewan ujikontak langsung lewat kulit dengan racun tersebut. 

Pestisida disebut juga zat yang digunakan untuk mengendalikan hama atau penyakit pada tanaman dengan sasaran;
  1. Mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasi pertanian;
  2. Memberantas rerumputan atau gulma
  3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
  4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagianbagian tanaman, tidak termasuk pupuk
  5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan hewan peliharaan dan ternak.
  6. Memberantas atau mencegah hama-hama air
  7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
  8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
Dosis adalah jumlah pestisida yang dicampurkan atau diencerkan dengan air digunakan untuk menyemprot hama atau penyakit tanaman dengan luas tertentu.

Konsentrasi adalah perbandingan (persentase) antara bahan aktif dengan bahan pengencer, pelarut dan atau pembawa. 

Volume semprot adalah volume akhir, yaitu jumlah campuran air dengan pestisida yang disemprotkan. 

Contoh :
Fungisida Kasumin 20 AS dengan konsentrasi 2 cc/l air dengan volume semprot 500 l/ha. Banyaknya fungisida untuk penyemprotan lahan dengan luas 1 ha adalah 1 liter (1000 cc). Maka  jumlah air campuran sebanyak 499 liter. Jadi, 499 + 1 total penjumlahan keduanya menjadi 500 liter. Jumlah yang terakhir itulah yang dimaksud dengan volume semprot.

Perhitungan aplikasi pestisida yang dapat digunakan dalam teknik aplikasi pestisida untuk menentukan:

Kalibrasi sprayer diperngaruhi oleh, yaitu:
  • Curah (flow rate) dari nozzle yang digunakan (C; liter/menit)
  • Lebar gawang penyemprotan (G; meter)
  • Kecepatan aplikasi (K; meter/menit)
  • Volume aplikasi (V; liter/hektar)
Contoh Soal

Percobaan dengan menggunakan Insektisida Matador 25 EC. Konsentrasi aplikasi insektisida 2 ml/L air. Hasil kalibrasi dengan menggunakan alat semprot sprayer Tipe solo kapasitas 15 L didapat volume aplikasi 400 L/Ha adalah C 0,7 L/menit, G 1,75 m dan K 10m/menit.  Hama sasaran adalah kutu daun pada cabai. Lahan yang mau digunakan seluas 1/4 Ha, Berapakah?
  1. Berapakah Dosisnya? Caution "Dosis = volume insektisida yang digunakan dalam tiap Ha"
  2. Berapa Volume insektisida yang digunakan?
  3. Berapa Volume larutan/air yang dibutuhkan?
  4. Jumlah sprayer yang digunakan?
  5. Berapa Volume insektisida untuk 1/4 Ha? Volume sesuai dengan kebutuhan lahan
Jawab:
KA = Konsentarsi Aplikasi = 2ml/L (air)
L = Luas lahan
VA = Volume aplikasi = 400 L/Ha
KT = Kapasitas tangki = 15 L

Dosis Matador 25 EC 
  • = KA x VA
  • = 2ml/L x 400 L/Ha
  • = 800 ml/Ha
  • = 0,8 L/Ha (gunakan 0,8 L Matador 25 EC/ Ha | ingat bahwa lahan yang kita semprot hanya 1/4Ha)
Volume Matador 25 EC
  • = KA x KT
  • = 2 ml/L x 15 L
  • = 30 ml (gunakan 30 ml Matador tiap tangki)
Volume Larutan (air) 
  • = VA x L
  • = 400 L/Ha x 1/4 Ha
  • = 100 L (gunakan 100 L air sebagai larutan untuk tiap tangki)
Berapa banyak Tangki yang dibutuhkan
  • = Volume larutan / KT
  • = 100 L / 15 L
  • = 6,67 tangki atau sebanyak 7 tangki
Volume insektisida dalam 1/4 Ha
  • = Dosis x L
  • = 0,8 L/Ha x 1/4 Ha
  • = 0,2 L
  • = 200 ml (gunakan 200 ml insektisida untuk 7 tangki untuk menyemprot 1/4 Ha)
Perhitungan yang dibutuhkan :
Dosis yang digunakan dalam 1 Ha
Jumlah air
Jumlah Insektisida
Jumlah tangki (=jumlah pekerja atau petani) bila hanya 1 petani artinya petani tersebut mengerjakan penyemprotan dengan 7 tangki
Insektisida yang digunakan untuk luasan lahan yang ingin disemprot
  
Cara tepat agar penyemprotan pestisida berhasil lihat Pustaka : 
  1. Ukuran butiran semprot yang ideal adalah 150 mikron. Butiran yang terlalu kecil akan mudah terbawa angin.
  2. Lakukan kalibrasi untuk menentukan volume semprot yang akan diberikan.
  3. Berjalanlah dengan kecepatan berjalan yang ideal, yakni 6 km/jam.
  4. Pastikan arah sudut sprayer idealnya adalah 45 ͦ.
  5. Pastikan suhu udara satu atau dua jam setelah penyemprotan harus konstan atau turun. Karena jika terlalu panas, maka pestisida akan menguap.
  6. Update dan cek kelembaban udara yang idealnya saat pagi hari. Idealnya kelembaban lebih dari 80 %.
  7. Pastikan kecepatan angin ideal adalah 4-6km/jam. Lebih dari itu, pestisida akan hilang terbawa angin.

Teknik yang digunakan dalam aplikasi pestisida:
  • Sesuai dengan alat yang digunakan. Beberapa peralatan aplikasi pestisida diantaranya : knapsack sprayer, fooging, blower spray, dan fumigasi.
  • Agar terhindar keracunan pastikan bahwa penyemprotan dilakukan tidak melawan arah angin. Beberapa kabupaten menggunakan kincir yang dapat menentukan arah angin contohnya di Cirebon dan Kuningan
  • Menggunakan safety treatment (boot sepatu kedap dimana butir-butir semprot tidak terkenda kulit kaki, baju lengan panjang, dan juga masker).
  • Penggunaan kacamata dan juga sarung tangan. 

2 Comments

  1. Ternyata pas dlapangan aplikasinya susah jg dpraktikkan haha 😂

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post